…aku pun berlari menghampiri mereka, tetapi mereka sudah keduluan masuk bus…ya sudahlah, mungkin itu bukan Farhan dan Jauhar.
Aku sampai di penginapan sekitar pukul 17.00. Aku yg lelah, langsung saja membaringkan tubuhku ini di atas kursi sofa. Saat itulah, aku merenung, apakah aku mampu dan layak, bersekolah di al-Azhar?? semoga saja aku lulus, aamiin.
Keesokan harinya, kami kembali menuju Al-Azhar lagi. Disana banyak kulihat mahasiswa yang menangis..aku pun segera menuju ke rombongan itu. Ternyata, pengumuman hasil test sudah diumumkan!!, dan aku pun tidak tahu, aku lulus atau tidak..sebab, kami datang terlambat.
Aku menuju ruangan kemarin dimana aku tes. Aku yg deg-deg kan, berlari dengan mata berkaca-kaca, karena aku takut tidak lulus. Di depan ruangan tersebut, sudah banyak para rombongan jurusan Ilmu pasti alam astronomi dari berbagai negara berkerumunan melihat kertas daftar siswa yg diterima yg ditempel di situ. Aku pun segera melihat dengan desak-desakan. Ku pindai urutan no 1 sampai no 104.. Dan benar saja, isak tangis haru ku pun pecah…namaku, Raga Adi Nurrohman masuk diantara sekian ratusan nama siswa yg terdaftar tersebut. Ya, aku masuk dalam urutan 13, dengan skor 44,90 dari 53,00.
Ya Allah, terima kasih engkau telah memudahkan jalan hambamu ini.
Tetapi, aku juga sedih. melihat 23 rekan rekanku yg tidak diterima. Jadi, yang diterima hanya aku dan 1 orang temanku lainnya dari Indonesia.
Aku pun segera duduk-duduk di dekat balkon. sambil istirahat sejenak karena desak-desakan tadi. Setelah itu, aku kembali berkeliling di sekitar al-Azhar. Kini aku benar benar nyata melihat dua orang itu, ya…Farhan dan Jauhar. Mereka ku lihat sedang sujud syukur. Aku pun segera menghampirinya untuk memastikan, apakah benar atau tidak itu mereka.
Dan ternyata, Allah benar-benar mempertemukan kami di sini. Mereka berdua yang kulihat kemarin itu, benar-benar Farhan dan Jauhar.
“Raga, ini kamu kan…” tanya mereka berdua, sambil melihatku dgn tatapan tajam, dan agak sedikit berkaca-kaca.
“Ia Farhan, Jauhar, ini aku…Raga. Temanmu waktu di Tsanawiyah dahulu…masi ingat kan???” tanyaku sambil menahan air mata…mereka pun segera memgang tanganku, dan saling bersalaman.
aku pun berkata “nggak nyangka ya, kita bisa ngumpul bersama seperti dulu. Sejak 3 tahun terpisah, akhirnya kita di pertemukan Alllah swt. disini. Alhamdulillah” kataku.
mereka yg menyadari aku ini Raga, langsung menangis begitu saja.
“Udah dong, jangan nangis.”…kataku
“Bagaimana, kalian pasti lulus kan??” tanyaku sangat penasaran
“Alhamdulillah, aku dan Jauhar lulus tes. tapi, masih pintar Jauhar. Dia saja, tes dapat urutan 3, sedangakan aku, urutan 98” kata Farhan sambil tertawa.
“Ya…yang penting, kita harus bersyukur, karena kita bertiga bisa lulus. dan kita bisa satu sekolah lagi seperti dahulu, saat masih di Tsanawiyah. Walaupun kita berbeda jurusan” Kataku.
“Ia, kamu benar ga…” Kata Jauhar, temanku yang hapal al-Qur’an 30 juz itu.
Setelah asik bercerita masa-masa lalu, kami pun kembali ke masing-masing dosen pembimbing. Disana, aku dan 103 mahasiswa lainnya berkumpul. Kami langsung diberitahu tentang pembagian kelas, mata kuliah, dan tempat penginapan mahasiswa.
Alhamdulillah, aku mendapatkan kelas unggulan, yaitu kelas IPA Astronomi-1 / S3. dan aku juga mendapatkan penginapan mahasiswa yang dekat dari al-Azhar, yaitu di district 4. Tapi, yang membuat aku pusing adalah, mata kuliah yang diberikan ada 20 mata kuliah. dan untuk IPA Astronomi, masih dibagi lagi menjadi 5. Ya Allah…aku akan berusaha semaksimal mungkin dan selalu bertwakal kepada Engkau…
bersambung.
cerbung ini spesial untuk sahabat sahabat saya.
ReplyDelete