Setelah semua pekerjaan selesai, semua mahasiswa pun kembali ke asrama masing-masing. Saat itu, jam sudah menunjukkan pukul 16.00 sore. Tentu saja, kami semua pulang setelah shalat ashar.
Aku langsung berjalan ke halte bus, menunggu untuk beberapa saat hingga bus yang menuju distrik asrama tempat aku tinggal datang. Alhamdulillah, aku tidak menunggu bus terlalu lama, karena bus yang menuju distrik asrama tiba dengan cepat.
Di bus, aku terus memikirkan hari-hari menjelang wawancara dan presentasi skripsi nanti. Ada rasa khawatir di dalam diriku. Tetapi, dalam kelemahan diriku sebagai seorang hamba, semua kuserahkan dan kusandarkan selalu kepada-Nya, karena aku sudah berusaha sekuat tenaga dalam menjalani 5 tahun pendidikanku di Al-Azhar ini.
Aku juga terus memikirkan, bahwa aku, pasti akan rindu dengan para syekh, ustadz-ustadzah, Al-Azhar berikut suasana-suasana di dalamnya. Banyak sekali kenangan yang aku rasakan di sini. Mendapatkan teman-teman yang sangat baik sekali, belajar untuk menjadi manusia dengan Akhlak yang baik, dsb.
Terus berpikir dan mengenang masa lalu saat perjalanan, tidak terasa akhirnya akupun sampai di Asrama. Segera aku turun dari bus dan berjalan masuk. Kemudian aku menghentikan langkah kakiku di depan bangunan yang lumayan besar itu. Berdiri, dan memandanginya.
“Asrama Putra Mahasiswa Universitas Al-Azhar jurusan Ilmu Alam dan Astronomi.”kataku dalam hati. Tiba-tiba, setitik air mata pun mengalir dari mataku.
“Tentu saja, kau menjadi salah satu bagian dari sejarah hidupku, berikut dengan teman-temanku semua. Aku dan mereka (teman-temanku),…. Aku dan mereka pasti akan mengangkat umat ini dari keterpurukan. Kami akan melanjutkan apa yang telah pendahulu kami (rasulullah, tabi’in, tabi’ut tabi’in, ilmuwan muslim) lakukan dan kerjakan, yaitu menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Semoga kami dapat menjalankan amanah itu, menjadi ilmuwan, pendakwah, dan pengajar yang mendidik dan mengilhami seluruh manusia..”tekadku dalam hati. kukepalkan tanganku saat itu dengan kuat, tanda tekad kuat yang telah aku cam-kan dalam hatiku. setetes air mata mengalir kembali, akupun kemudian tertunduk, dan mengambil butiran pasir, dan kusiramkan ia di atas kepalaku, sambil berkata..
“Aku hanyalah makhluk yang lemah. Hanya Allah-lah yang dapat menolong dan membantu kami, Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Segalanya..”
Kemudian aku berjalan menuju teras, melepas sepatuku, dan masuk ke dalam asrama.
“ASSALAMU’ALAIKUM”..
BERSAMBUNG
0 comments:
Post a Comment
Kritik & Saran Anda sangat Saya Butuhkan.. Silahkan berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Komentar tidak boleh mengandung unsur pornografi, atau link hidup. Terima kasih.