Mari membaca, mari menulis dengan jujur, mari kita menyebarkan ilmu pengetahuan.. LETS START >>>

Friday 6 September 2013

Cerbung: Aku dan Mereka saat di Kairo bag.14: Sahabat Lama

image Tapi, nampaknya hatiku tidak sesuai dengan cerahnya di pagi hari ini. Aku harus mencari korban sendiri, tanpa Farhan. Dan itu, membuat aku merasa kesepian. Tapi, biarlah.. aku tidak boleh terus bergantung kepadanya.

Akupun mulai berjalan, dan berjalan. Di sepanjang jalan, aku melihat banyak sekali rumah yang hancur. Aku merasa hidup sendiri di tengah kota mati kala itu.

Setelah lama berjalan, akhirnya aku duduk di sebuah kursi panjang di pinggiran jalan. Sambil meneguk air hujan yang ku tampung tadi malam, aku mulai mengambil headset tadi, dan mencoba menghubungi Jauhar.

“Assalamu’alaikum… Jo…, jawab aku..”Kataku berharap agar Jauhar segera menjawabnya. Dan akhirnya, tidak ada satupun suara yang keluar dari mulut Jauhar. Sepertinya, batas pengiriman pesannya sudah habis. Ya, sekarang aku menjadi tambah merasa sepi, sendiri.

Aku kembali melangkahkan kaki ini menuju berbagai tempat. Hingga aku sampai di dekat perempatan jalan besar, aku melihat sebuah telepon umum tergantung dan masih baik bentuknya. Aku mencoba menekan tombolnya, dan ternyata masih berfungsi !!. Tentu saja, kesempatan ini tidak aku sia-siakan. Aku akhirnya mengambil sebuah buku besar yang ada di dalam tasku. Akupun membuka lembarannya satu demi satu, mencari seseorang dengan inisial nama huruf ‘D’. Dan akhirnya setelah lama mencari, aku akhirnya mendapatkannya.

“Alhamdulillah, akhirnya aku temukan juga nomor teleponnya Daffa.”Kataku dalam hati.

Aku mulai mencoba satu per satu dari semua nomor Daffa yang berjumlah 10 nomor itu. Ku coba satu demi satu, terus aku coba. Dan akhirnya, tersisa satu nomor yang belum aku panggil. Akhirnya, akupun mencoba berdo’a, semoga nomor ini masih aktif digunakan sama Daffa.

Saat aku menelepon, tiba-tiba aku dialihkan ke nomor lain.. dan dari telepon tersebut, aku mendengar seseorang berbicara dalam bahasa Inggris.

[Dalam Bahasa Inggris]”Hello, Anda siapa, apa ada perlu dengan saya??”tanya orang itu dengan bahasa inggrisnya yang aku anggap sangat sempurna.

Aku mengerti apa yang dia omongkan, tetapi aku menjawabnya dalam bahasa arab.

[Dalam Bahasa Arab]”Saya ingin berbicara dengan Daffa.., sahabat saya.”Jawabku kepadanya.

[Dalam Bahasa Inggris]“Maaf, saya tidak mengerti apa yang anda ucapkan dalam bahasa arab.”Katanya dengan singkat.

Akhirnya, akupun menjawabnya dengan menggunakan bahsa Indonesia.

“Ini Daffa kan??, Muhammad Daffa Fadhlullah kan?, it’s M-U-H-A-M-M-A-D  D-A-F-F-A  F-A-D-H-L-U-L-L-A-H ??”Jawabku kepadanya.

“Anda siapa, mengapa anda bisa berbicara dalam bahasa Indonesia?? Dan mengapa anda tahu nama lengkap saya ??”tanya Daffa bingung.

“Jadi kamu beneran Daffa..!!! Daffa, ini aku Raga,… kamu masih inget aku kan.. kita dulu pernah sahabatan diTsanawiyah. Aku ini sahabatmu, sahabatmu yang dulu hitam, ada jerawatnya, dan…”belum selesai aku berbicara, ia langsung menyambung.

“Ia, aku tahu..!!!!! ,yang cita-citanya ingin jadi Ilmuwan Astronomi dan penulis itu kan?? kita dulu kan sahabatan banget.. apa ini beneran Raga?? ‘Raga Adi Nurrohman’!!!” Katanya dengan semangat.

“Ia Daffa, ini aku Raga, Raga Adi Nurrohman. Sahabat lamamu..” Jawabku dengan penuh rasa bahagia bisa bertemu dengannya lagi.. walaupun hanya lewat telepon. Aku hanya mendengar tawa khasnya dalam telepon tersebut, ternyata.. tertawanya masih sama dengan yang dulu saat masih di tsanawiyah. Aku pun jadi ikut tertawa.

“Ya Allah.. Raga, aku nggak nyangka kita bisa ngomong-ngomong kayak dulu lagi.. Raga, kamu sekarang masih di Indonesia kah, kok kamu tadi bicara pakai bahasa Arab??”Tanya Daffa kepadaku.

“Nggak Daf.., sekarang aku ada di Kairo.., Mesir. Aku menuntut Ilmu di universitas al-Azhar. Farhan sama Jauhar juga ada di Kairo dan kita sama-sama kuliah di al-Azhar.”Kataku kepadanya. Dan yang aku dengar dari suara Daffa adalah “HAHH!!”, Ia seperti percaya tidak percaya mendengar ucapanku.

“Jadi…… kamu sekarang ada di Kairo !!! Ihh, Raga… kamu hebat banget.. subhanallah..”Kata Daffa kagum.

“Nah, kalau kamu sekarang ada di mana?? kok aku denger tadi kamu bicara pakai bahasa inggris??”tanyaku juga heran.

“Aku sekarang lagi ada di Washington DC, aku kuliah di Harvard University. Aku ngambil jurusan bahasa inggris.. padahal aku suka nyanyi, tapi aku ngambil jurusan bahasa..”Kata Daffa santai.

“Ya Allah, Daffa… kamu di Washington !!!, kamu lebih hebat dari aku.. ciee..yang anaknya dosen”Kataku mencoba bercanda.

“Aihh, Raga naa.. mana ada.. jangan segitunya juga..”Katanya dengan suara lelet. Aku hanya tertawa, ternyata dia masih sama seperti dulu, tetapi cara dia berbicara sudah seperti lidah orang inggris.

“Aku yakin, pasti kamu ambil jurusan Astronomi, iya kan Raga..”Tanya Daffa.

“Kok kamu tahu aja sih..”Kataku kepadanya.

Tiba-tiba, aku melihat sekelompok orang bersenjata dari kejauhan. Akupun segera mengendap-endap dan berlari dari telepon umum tersebut, dan akhirnya bersembunyi di sebuah beton besar dekat dekat situ. Aku hanya berdo’a, semoga aku tidak di temukan oleh orang-orang itu.

Dan yang lebih gawat lagi, aku melihat gagang telepon tersebut belum aku tutup dan aku biarkan bergelantungan. Jadi.. mereka akan tahu jika ada orang yang habis berteleponan. Semoga Daffa mematikannya dengan cepat.

“Ya Allah, bagaimana ini.. berilah perlindungan terhadap hambamu yang sedang dalam bahaya ini..”Batinku.

BERSAMBUNG
Share:

1 comment:

  1. Raga, Yang bagian Harvard University nya itu bukan di Washington DC tapi di Massachusetts Makasih :)

    ReplyDelete

Kritik & Saran Anda sangat Saya Butuhkan.. Silahkan berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Komentar tidak boleh mengandung unsur pornografi, atau link hidup. Terima kasih.

Daftar Pengunjung

Flag Counter