Setelah hampir sebulan berada di Amerika, akhirnya aku dan kawan-kawan kembali pulang ke Mesir. Ah, aku sangat rindu sekali dengan Al-Azhar dan guru-guru di sana, setelah selama ini sudah hampir sebulan aku menyusun skripsi di bumi pamansam.
Kami berangkat ke bandara ‘Airport Washington’ sekitar pukul 6.00 pagi waktu setempat ba’da shalat subuh. Musim semi di amerika pada tahun ini membuat cuaca pagi ini bersinar cerah. Langit tampak bersih dari awan dan tampak biru muda. Nampaknya aku dan teman-teman mahasiswa disambut dengan senyuman oleh Kairo nantinya. Sungguh, aku sangat tidak sabar.
Dalam bahasa arab, “Ahmed, kamu medapatkan berapa bab untuk bahan skripsimu?”Tanyaku penasaran.
Dalam bahasa arab, “Haha, tentulah tidak lebih banyak darimu wahai saudaraku. Aku hanyalah mendapatkan 15 bab dan 139 halaman saja. Bagiku itu sudah standar” Kata Ahmed dengan tersenyum.
“Haha (sambil tertawa gembira), kau ini ada-ada saja. Alhamdulillah, 139 halaman dan 15 bab itu bukanlah standar, tabi lebih.”Kataku kepadanya.
“Lalu, bagaimana denganmu Raga?”Tanya Ahmed.
“Hanya berbeda tipis denganmu,”Kataku dengan rendah diri.
“Hmm, yang jelas kau pasti lebih banyak dariku.”Katanya sambil bercanda. Akupun ikut tertawa.
Dalam bahasa inggris, “Maaf, untuk Penerbangan Air Africa menuju Kairo, Mesir dengan no Boeing-989 di tunda hingga 30 menit. Maaf untuk ketidaknyamanan ini. Terimakasih”
“Nah, sudah kuduga.”Celetuk Salman. Kami pun ikut tertawa mendengarnya.
“Kau ini tidak sabaran sekali Salman, seperti orang hendak menikah saja.”Lawakan Yusuf pun keluar. Tertawalah lagi kami semua. 30 menit pun tidak terasa dengan candaan kami yang terus mengisi setiap menit. Akhirnya kami pun menuju bagasi, dan masuk ke dalam badan pesawat.
“Anak-anak, jangan lupa bedo’a. Mohonlah keselamatan kepada-Nya” Perintah Dosen pembimbing kepada kami.
“Siap Pak”Kata kami semua serempak.
“Bismillahirrahmanirrahim.”Kata bismillah mengawali perjalanan kami kembali ke Kairo, kemudian kami pun berdo’a kepada Allah. Semoga Allah memberikan keselamatan atas perjalanan ini, Amiin.
Kami semua duduk di kursi sesuai petunjuk di tiket. Alangkah terkejutnya aku dan Ahmed, melihat salah satu kursi kosong.
“Seseorang teman kita ada yang belum masuk!!!”Kata Ahmed.
“Hanbal, dia belum masuk!!”Kataku sambil menatap keseluruhan. Kami pun bergegas menemui petugas untuk izin menunda perjalanan hingga Hanbal datang kepada kami. Namun naasnya, petugas tak memberi izin. Mereka beralasan penerbangan tidak dapat ditunda jika keberangakatan akan dimulai.
Akhirnya, Ustadz Ali dan Dosen pembimbing lainnya pun kalang kabut.
“Astaghfirullah, anak itu kemana sih? Awas nanti kalau saya temukan.”Kata Ustadz Ali sedikit geram.
“Sabar ustadz,.. Insya Allah ada jalannya.”Kata Ahmed kepada Ustadz Ali.
Akhirnya setelah menunggu 2 menit Hanbal tidak datang ke pesawat, pilot terpaksa memacu pesawatnya karena penundaan diatas 2 menit tidak dapat di tunggu untuk lebih lama. Saat kami hampir lepas landas, tiba-tiba..
“Ustadz Ali, Adi (dia memanggilku Adi), Ahmed………….”Teriak Hanbal sambil berlari mengejar pesawat kami yang hampir lepas landas, yang akhirnya tak mungkin ia susul.
“Ustadz, lihatlah!! Itu Hanbal mengejar kita..!!”Kataku dengan panik sambil melihatnya dari jendela pesawat.
“Petugas, petugas, petugas…”Teriak Ustadz Ali dan Ustadz Bukhari memanggil petugas untuk segera membatalakan lepas landas. Untunglah pilot masih mau berniat baik, ia pun menghentikan pesawatnya. Dan ratusan orang lainnya yang melihat dari luar saling melihat satu sama lain kepada penerbangan kami yang batal lepas landas.
“Maafkan saya Ustadz..”Kata Hanbal dengan raut wajah dan nada yang penuh penyesalan.
“Sudahlah, cepat naik.. Saya sangat mengkhawatirkan mu. Ceritakan nanti apa yang membuatmu menjadi seperti ini.”Kata Ustadz Bukhari kepada Hanbal.
Semua teman-teman Mahasiswa memperhatikan Hanbal. Hanbal pun menjadi tidak enak rasa kepada kami.
“Maafkan saya wahai teman-teman”Kata Hanbal dengan sedih.
“Kau tidak bersalah, kami telah memaafkanmu. Duduklah, tenangkan dirimu. Lalu ceritalah apa yang terjadi padamu.”Kataku kepada Hanbal.
“terimakasih semuanya.”Katanya. Pesawat pun akhirnya lepas landas pada pukul 6.40. Kami pun kini sudah terbang menuju Kairo.
“Sebenarnya ada apa denganmu tadi? Mengapa bisa terjadi kejadian ini?”Tanya Ustadz Ali dan Ustadz Bukhari.
“Tadi, saya kesasar ustadz saat setelah buang air kecil. Banyak persimpangan yang saya temui saat hendak menuju kamar kecil. Lalu saat kembali, saya sudah lupa jalan mana yang saya lalui tadi.”Katanya bercerita.
“Nah, kamu sudah tau rasanya kan ditempat yang luas ini, janganlah bepergian sendirian. Harusnya kamu mengajak salah satu temanmu, dan izin kepada bapak. Untunglah kamu tidak mengapa.”Kata Ustadz Bukhari.
Terlepas dari semua itu, kami sangat menikmati perjalanan. Hingga 1 jam kami masih bisa melek dan tidak ada rasa kantuk sedikitpun pada kami. Sehingga 2 jam kemudian, barulah banyak di antara kami yang tertidur pulas.
Masih 6 jam lagi untuk sampai bandara Internasional Kairo.
“KAIRO, AKU TIDAK SABAR BERTEMU DENGANMU..”kataku dalam hati sambil memejamkan untuk beristirahat, dan kemudian tersenyum.
BERSAMBUNG
0 comments:
Post a Comment
Kritik & Saran Anda sangat Saya Butuhkan.. Silahkan berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Komentar tidak boleh mengandung unsur pornografi, atau link hidup. Terima kasih.