Tepat pukul 05.00 subuh, akupun bangun. Huaaah… ngantuk pun hilang karena aku hari ini semangat sekali. Akupun segera mandi, kemudian Shalat subuh. Di dalam shalat aku terus berdo’a semoga perjalanan nanti lancar. Karena aku sama sekali nggak hapal jalan-jalan yang ada di Amerika. Jalannya aja nggak tahu, apalagi tempat konsernya. Semoga nggak nyasar nanti. Terus, bahasa Inggrisku bisa di bilang ‘nggak lancar’ lagi, ya walaupun aku bisa mengucapkan, tapi grammar ku masih buruk banget. Mungkin karena aku keseringan ngomong bahasa Arab. Semoga supirnya bisa memaklumi.
Aku berangkat dengan membawa tas, dompet (pasti isinya duit), dan surat yang tadi Daffa beri. Nggak lupa, tiketnya harus kubawa, karena ini yang terpenting. Oh, iya.. Handphone juga., buat foto-foto nanti..
Aku pun berangkat menuju Melbourne Street, seperti yang dibilang Daffa. kutunggu taksi di situ sambil melihati orang-orang yang lalu lalang disekitarku. Aku merasa diriku seperti Asing. Wajar saja, ini bukan tempatku.
2 menit kemudian pun, taksi datang.
“Taxi, waiting me !!!”teriakku dengan keras. taksi itupun akhirnya berhenti.
“Sir, I want to go to the address in this letter, at Cafe rose middle east, rose paint street. Thanks.”Kataku agak sedikit gugup.
“Okay, from here the journey taking 2 hours.”kata sopir tersebut.
“The pay how much?”tanyaku kepada sopir tersebut.
“$52”kata supir itu santai. Seketika aku kaget.. aku kan belum menukar uang-uangku dengan dolar Amerika. Astagfirullah, kapok deh.. Gimana ini???
“no problem, but pay it later when it's up”kataku dengan sangat gugup. Supir itu hanya mengangguk.
Selama perjalanan jujur saja, aku tidak bisa tenang memikirkan hal ini. dari mana aku mendapatkan uang $52?? sedangkanuang yang aku bawa semuanya adalah Pound!!! yaitu uang mesir. Sedangkan aku tidak tahu cara transaksi di bank devisa Amerika. Haduuh.. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan ini.
Akupun mencoba menenangkan diri dengan mendengarkan lagu. Dari Fatin – Maher Zain – Hamza Namira – banyak lagi.. aku pun akhirnya mulai tenang. Ya walaupun masih takut.
Selama perjalanan aku memang sengaja tidak tidur. karena aku memang ingin tahu jalan-jalan yang ada di Amerika ini. Siapa tahu nanti aku tinggal disini.
Memang jempolan pemandangan kota di Amerika. Hampir semua bangunan yang aku lihat itu layak huni dan bagus-bagus. Tapi, yang aku bingung adalah, kapan nyampe nya!!! aku nggak sabar banget pengen ketemu sama Daffa lagi, sama Maher Zain, dan.. ah, pokoknya nggak bisa diungkapin dengan kata-kata.
2 jam 20 menit pun akhirnya aku sampai. Tepat di depan cafe rose middle east. Subhanallah, cafenya besar banget.. mewah.. dan yang bikin aku tambah takjub lagi, arsitekturnya seperti bangunan di Timur tengah. Ya, Namanya aja rose middle east yang artinya ‘mawar timur tengah’.
Akupun turun dari taksi, dan berkata kepada supir taksi tadi.
“Wait a minute…”kataku sambil lari kedalam cafe, mencoba mencari Daffa.
“Daffa,…” aku berteriak dari arah pintu masuk memanggil Daffa. Semua orang di cafe melihatiku dengan tatapan yang ingin seperti tertawa. Akupun menjadi GR, malu. Nggak tau kenapa bisa begitu. Daffa pun menghampiriku. Sungguh, pertemuan yang memang lama sekali sudah nggak berlangsung. Sekarang bisa ketemu lagi.
“Daffa.. Ya Allah.., lama banget kita nggak ketemu..”Kataku sama Daffa. Penampilannya memang berubah sih, tapi cara dia bicara tetep sama, Ya walaupun bicaranya dia Inggris banget..
“Iya Raga.. aku pengen banget ketemu sama kamu sudah lama. Rasanya kangen banget, dua sahabat nggak bertemu selama 6 setengah tahun. Dan sekarang bisa ketemu.”Katanya sambil terisak.
“Tapi Daf, sebelum itu.. maaf ya ngerepotin.. boleh nggak aku pinjam dulu ya duitmu $52 untuk bayar supir taksi itu. Duitku pound semua nah.. pasti dia nggak mau terima duit ini. Nanti kalau aku sudah ke bursa valuta asing, ku ganti deh.”Kataku sambil garuk-garuk kepala karena malu. Untunglah, Daffa orangnya pengertian. Dia baik banget, langsung memberikan $52 kepadaku tanpa berpikir.
“Nggak usah diganti. Biar aku bayarin aja..”Kata Daffa membuatku semakin tidak enak.
“Tapi Daf..”
“udahlah, nggak apa-apa. Kamu kan baru nyampe, masa sudah langsung ngeluarin duit. Biar aku aja..”kata Daffa dengan senyumannya yang membuat aku ingat saat masa-masa di Madrasah Tsanawiyah dulu. Kebaikannya nggak jauh beda, dan sekarang malah bertambah..
“Ya Allah Daf, kamu itu emang dari dulu baik banget ya.. nggak ada kejahatan sedikitpun pada dirimu kepadaku, apalagi Su’udzan. Kamu memang sahabat sejati..”Kataku dalam hati.
“This is the pay pack, thanks.”kata Daffa kepada supir itu dengan senyuman khas nya.
“Thank you.” Kata Supir itu. kemudian, supir itupun pergi dari cafe itu.
“Ayo Raga, masuk dulu. Kita pesan-pesan makanan dulu.”Kata Daffa kepadaku dengan santainya. Aku hanya bisa ikut, dan selalu ingin menangis saat dengar suara kebaikannya itu. Tapi aku menahannya.
“Pesan aja sesukamu Raga, disini makanannya Insya Allah halal-halal semua.. jadi jangan takut. Ini langgananku dari aku semester 1 sampai semester 7 sekarang. Nanti aku yang bayarin deh..”Kata Daffa lagi-lagi begitu.
“Sebelumnya, maaf banget ya.. aku datang dari Mesir bukannya bikin kita kembali ngumpul, eh malah nyusahin.”Kataku kepadanya.
“Kan aku sudah bilang, Kamu itu Sahabatku, dan sudah aku anggap kayak saudara sendiri. Jadi jangan nggak enak begitu ya..”Kata Daffa. hatiku sangat senang sekali mendengar perkataan itu.
Saat kami berdua asik-asik makan, tiba-tiba seseorang dengan motor besar Ducati datang dan memakirkan motornya di depan cafe. Kemudian ia pun masuk dengan masih memakai helmnya. Aku terus melihati cara dia berjalan.
“Aku kenal banget sama gaya berjalan orang ini.., pasti dia..,,, ah tapi masa sih?”batinku.
Ia pun terus mendekat ke meja tempat aku dan Daffa duduk. Dan saat dia mendekat Ia pun membuka helmnya dan berteriak..
“Hazoooo…”dengan menekan perutku dengan jari telunjuk, sama persis dengan yang dia lakukan waktu di Tsanawiyah dulu.
Akupun terdiam, sejenak ingin menangis, dan ingin tertawa sekaligus. Jadi aku saat itu tertawa terbahak-bahak sambil mengeluarkan air mata. Ya, dia Isma.. aku tambah tidak menyangka lagi..
“Bos hazo pasti nggak nyangka kan aku di sini..”Katanya kepadaku.
“Isma, kamu kok nggak pernah bilang sama aku kalau kamu juga di Amerika.. Tapi,, kamu hebat banget !!! bisa di Amerika. Aku juga lama banget pengen ketemu kamu.”Kataku kepada Isma.
“Sama, aku juga begitu.”Kata Isma. Ya, dia memang jauh berbeda. Sekarang model rambutnya berbeda saat dengan di Tsanawiyah dulu. Sekarang dia lebih rapi dari dulu. Padahal di Tsanawiyah dia terkenal anak paling rapi. Dan setelah 6 setengah tahun kemudian, Ia tetap menjaga predikat itu menurut mata batinku.
“Duduk dong Is, banyak banget yang aku mau ngomong sama kamu.”kataku dengan Isma. Ia pun duduk di sebelah Daffa dan aku. Kami pun banyak bercerita pada hari itu. Rasanya aku tidak percaya, berkumpul dan bertemu kembali.. bahkan tempatnya bukan di Indonesia, tapi di Amerika.
Setelah itu, aku dan Daffa pun naik taksi menuju tempat konser, sementara itu akupun bertanya sama Isma.
“Lho, Isma nggak ikut nonton?”Kataku kepada Isma.
“Nggak Raga, aku ada lomba Intermediet grammar tingkat mahasiswa internasional. Jadi sorry ya.. padahal aku juga kepingin ikut nonton bareng sama kalian. Tapi, do’ain aku ya.. semoga Allah mengizinkan aku menang.”Kata Isma dengan wajah gembira, walaupun aku tahu dia ingin ikut bersama kami.
“Itu pasti, kita akan do’akan. Iya kan Daffa.” Kata ku kepada Daffa.
“Pasti dong”kata Daffa.
Aku dan Daffa pun berpisah dengan Isma di cafe tadi. aku dan Daffa pun akhirnya menuju tempat konser.
“Raga, akhirnya selama 6 setengah tahun kita bisa nonton Maher Zain bersama. Live lagi.. Nggak kebayang deh pokoknya..”kata Daffa dengan semangat.
“Iya Daf, aku juga sueennneng banget..”kataku juga dengan semangat.
“Lho Daf, emangnya kamu nggak ikut juga kejuaraan grammar itu? kamu kan bahasa inggrisnya jempol”tanyaku
“Aku sudah ikut. Tapi pas babak penyisihan aku dapat juara 2. yang diambil kan yang juara satu aja.. Yaitu Isma. Padahal jumlah poin aku sama dia beda 1,5 aja. Tapi aku seneng dia maju, Itu membuktikan bahwa peningkatannya di bidang Grammar baik banget.”Kata Daffa menceritakan isma.
“Jadi, Dia masuk jurusan Grammar? Kalau kamu jurusan apa?”
“Iya, Isma masuk jurusan Grammar. Kalau aku jurusan Ilmu Pengetahuan Arkeolog. Makanya aku sudah ke 5 negara. Pertama Afrika selatan, 2 tahun lalu kembali ke Indonesia untuk meneliti penemuan piramid di Jateng, terus ke Australia, Bosnia Herzegovina, dan terkahir ke Uni Emirat Arab.”Kata Daffa.
“Hebat Daf.. salut sama kamu.. berarti ilmu kita bisa bersangkut paut dong, kalau aku Astronomi kan langit, kalau kamu Arkeolog, kan bumi. Tapi enak banget ya, belum jadi Sarjana aja sudah keliling 5 negara, 6 sama Amerika. Apalagi kalau kamu sudah jadi Sarjana, mungkin kamu meneliti lebih banyak lagi. Hebat banget pokonya.”kataku ngomong ke Daffa.
“Ah biasa aja, raga. gantian dong, ceritain aku waktu kamu di Kairo.. pasti enak banget ya suasanya.. selama aku meneliti, aku belum pernah ke mesir. Padahal disana banyak betul yang harus diteliti.”Kata daffa.
“Haha, iya kamu bener. Kalo ke mesir kan bisa mampir ke al-Azhar. Aku tuh di Mesir pokoknya seneng banget.. udah aku anggap kayak rumah sendiri. Pokoknya aku seneng banget di sana. Apalagi pas konflik waktu itu, itu merupakan cobaan terberat bagi aku dan mahasiswa lainnya. Tangan Farhan aja sampe sempet terluka karena tembakan para pemberontak. Untunglah Allah memberikannya kesembuhan.. Dan sekarang dia lagi ada di Turki sama Jauhar.”Kataku
“Hah?!, Farhan pernah kena tembakan.. Masya Allah, untuk nggak apa-apa.. ngeri juga ya berarti di sana.”
“Ya nggak lah, sekarang udah aman.”Kataku.
“Trus, katanya Farhan sama Johar ada di Turki itu, beneran? si Jauhar itu anak kelas 9-2 dulu pas kita di mts kan?”kata daffa penasaran.
“Iya.. study tur nya jurusan perbandingan bahasa kan ke Turki. Enak banget kan.., bisa ke Hagia Sopia, melihat sejarah perjuangan Dinasti Turki Usmaniyyah.”kataku.
“Huhuhu, aku jadi pengen..”Kata Daffa dengan nada khas nya.
“Siapa tahu kita nanti bisa sama-sama”kataku kepada Daffa. dia pun tersenyum.
Setelah lama berbincang, akhirnya kami sampai di tempat konser. Karena Daffa membeli tiket VVIP, jadi konser kita dapat tempat yang paling bagus.
Kami pun berbaris di barisan VVIP. Dan hanya menunggu sekitar 30 detik untuk masuk.
“Ayo Daffa, aku sudah nggak sabar..”kata ku kepadanya.
“Iya, aku juga”kata Daffa kepadaku.
30 menit kemudian, konser pun di mulai. Maher Zain pun masuk meuju panggung. Pada saat detik-detik masuk panggung, semua orang bersorak-sorak ramainya.. akupun ikut bersorak juga.
“Maher Zain, I Love You, I miss you” itulah kata-kata yang pertama kali aku dengar. dan juga kata-kata“SubhanAllah” menggema di dalam ballroom yang sangat luas itu.
Pada lagu pertama Maher membawakan lagu Muhammad Wahesyna, Kemudian Assalamu’alayka, Love Will Prevail, dan banyak lagi. Hingga selesai menyanyikan 5 lagu, Maher pun masuk. Dan tidak kusangka, Hamza Namira pun juga ada!!!!!!, Ia juga menyanyi, dan membawakan lagu Insan. Masya Allah, semua orang terbius dengan lagu ini, sama dengan lagu yang dibawakan Maher tadi.. Ya Allah.. baru kali ini aku nonton secara Live asli di tempat.
Semua penonton pun langsung sunyi saat mendengarkan lagu ini. Semuanya terdiam karena menghayati lagu ini. Kemudian, dilanjutkan dengan lagu Ew3doni, tambah lagi semuanya terbius. Aku saja sampai menangis tiada berhenti pada saat itu. Melihat dua penyanyi favoritku ada di di depan mataku secara langsung. SEPERTI MIMPI SAJA.
Konser yang berlangsung selama 7 jam itu terus menggema. sangat bahagia sekali hidupku.. Tidak hanya aku yang menangis, bahkan Daffa dan penonton lainnya pun juga.
“Daffa, kenapa Hamza juga ada? bukannya ini konser Maher Zain?”tanyaku kepada Daffa.
“Siapa bilang, ini adalah konser seluruh artis Awakening record.. makanya ini sangat bagus banget.. Semuanya bertajub Islami..”Kata Daffa..
Tiba-tiba ada pesan masuk di handphone ku dari Farhan, tulisannya adalah
“Raga, aku lagi nonton konser Fatin di Turki.. Asik banget.. meriah.. ternyata banyak juga Fatinsitik di Turki”
Aku langsung kaget.. Farhan, nonton Fatin di TURKI !!!!
BERSAMBUNG
0 comments:
Post a Comment
Kritik & Saran Anda sangat Saya Butuhkan.. Silahkan berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Komentar tidak boleh mengandung unsur pornografi, atau link hidup. Terima kasih.