Mari membaca, mari menulis dengan jujur, mari kita menyebarkan ilmu pengetahuan.. LETS START >>>

Monday, 26 August 2013

Cerbung: Aku dan Mereka saat di Kairo Bag.10

image Aku dan Jauhar pun segera ke lantai atas dan menuju asrama. Saat aku masuk ke kamar Farhan, kulihat di dalam tidak ada siapa-siapa.

“Bagaimana ini, Farhan tidak ada di kamarnya.” Kata Jauhar kepadaku.

“Mungkin Dia ada di taman depan, ayo kita segera bergegas kesana.” Kataku sambil buru-buru.

Aku dan Farhan pun segera berlari menuju taman depan universitas bersama Jauhar. Dan benar saja, Farhan ada di sana. Ku lihat Dia sedang duduk termenung sambil memegang pulpen dan secarik kertas. Tiba-tiba, angin deras datang tanpa sepengetahuan kami, dan hanya berlangsung beberapa detik. Kertas yang ada di tangan Farhan pun melayang, dan akhirnya berada di genggamanku. Kertasnya tampak basah karena air mata. Aku pun segera membacanya, dan isinya seperti ini.

“Maafkan aku teman-teman. Aku kurang bersikap dewasa menyikapi hal ini, semoga kalian memaafkanku. Ku harap, ada angin deras yang menerbangkan surat ini, dan nantinya sampai di tangan kalian berdua.”

Dan benar saja, angin deras tadi membuat surat yang di tulis Farhan berada pada genggamanku. Akupun segera mendatanginya.

“Farhan,..”Kataku dengan pelan.

“Kalian… sejak kapan ada di sebelah ku?? dan surat itu, benar-benar sampai di tangan kalian??” Raut wajah Farhan terlihat bingung.

“Ya, sesuai dengan do’amu, Allah mengabulkannya. Surat ini diterbangkan oleh angin deras, dan kami memaafkanmu Farhan. Sebenarnya, kamilah yang bersalah. Maafkan kami yang kurang bisa memahami perasaanmu.” Kata ku dan Jauhar kepadanya.

“Sudahlah, tidak usah seperti itu.. mulai sekarang, aku tidak akan memaksakan kalian lagi, sekali lagi maafkan aku..” Kata Farhan dengan nada menyesal.

“Kalau maaf, kami sudah memaafkanmu sejak peristiwa itu. Dan kami berdua sudah memutuskannya, kami juga akan ikut serta dalam konferensi kedua itu.” Kata-kataku membuatnya kembali tersenyum.

“Benarkah??!!! terimakasih banyak.. kalian memang selalu jadi yang terbaik buat aku…”Kata Farhan sambil tersenyum bahagia.

“Untuk selalu mengenang hari sahabat kita, ingat selalu bet ini ya” Kata Jauhar kepada aku dan Farhan. Kami pun berjanji jari kelingking. Hari itu adalah hari yang sangat indah saat kami kembali berkumpul lagi, hari yang tak terlupakan.

*****

Tidak terasa, akhirnya konferensi kedua itu datang juga. Dan kami ahadir kembali di konferensi itu. Seperti biasanya, suasana tampak ramai dengan perbincangan dan pembahasan. Dan dalam akhir konferensi, ketua perhimpunan mahasiswa universitas al-Azhar memutuskan, bahwa mahasiswanya akan siap membantu korban bencana konflik internal ini.

Konferensi diakhiri dengan ucapan hamdalah. Dan konferensi kedua ini merupakan konferensi dengan keputusan final.

“Aku nggak sabar menantikan hari pertama kita berjihad, yaitu besok..” Kata ku kepada Farhan dan Jauhar.

“Kamu bener Raga, aku juga nggak sabar”Kata Farhan kepadaku.

Saat itu juga, perhatianku tertuju pada Jauhar. Ia terlihat melamun dengan mata berkaca-kaca.

“Ada apa denganmu Jo?” kataku kepadanya.

“Tidak apa-apa. Aku hanya takut kehilangan kalian berdua dalam peristiwa ini. Semoga Allah melindungi kita dan semuanya.”Katanya lagi-lagi membuat kami harus membuatnya lebih siap.

“tenang saja Jo, Allah pasti ada bersama orang-orang yang berjalan dalam kebajikan.” Kataku kepadanya.

Bersambung

0 comments:

Post a Comment

Kritik & Saran Anda sangat Saya Butuhkan.. Silahkan berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Komentar tidak boleh mengandung unsur pornografi, atau link hidup. Terima kasih.