Mari membaca, mari menulis dengan jujur, mari kita menyebarkan ilmu pengetahuan.. LETS START >>>

Wednesday, 21 May 2014

Berita Terkini: Meskipun terjebak perang, siswa palestina tetap semangat ujian

image
Suasana kesibukan siswa Palestina keluar kamp Yarmuk, Syiria, untuk mengikuti ujian nasional. (Foto: Richard Colebourn/Huffington Post)

KAIRO - Keluar dari kamp pengungsi nampaknya sebuah hal yang mustahil bagi ratusan siswa Palestina. Apalagi mengikuti ujian nasional penentu kelulusan bagi siswa kelas IX.

Warga negara Palestina tinggal di kamp Yarmuk, sebuah kamp pengungsi tidak resmi di bagian selatan kota Damaskus, Syiria dan merupakan komunitas Palestina terbesar di negara tersebut.

Di kamp ini warga Palestina hidup dalam kelaparan dan ancaman kematian. Mereka memakan dedaunan, rumput dan makanan ternak untuk bertahan hidup. Pada Februari lalu, sebuah foto yang menggambarkan kenestapaan hidup di Yarmuk mendunia. Banyak rumah hancur dan para penghuninya menunggu bantuan makanan dengan putus asa.

Kondisi mengenaskan ini tidak membuat 120 remaja Palestina patah semangat untuk mengikuti ujian nasional. Tes ini wajib bagi seluruh siswa kelas IX di Palestina sebagai syarat masuk ke jenjang pendidikan berikutnya. Jika tidak mengikuti tes ini sesuai waktu yang ditentukan pemerintah Palestina, mereka, secara teknis, tidak diizinkan melanjutkan pendidikan.

United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), salah satu agensi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membantu para pengungsi di Timur Tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Syiria agar mengizinkan anak-anak tersebut meninggalkan kamp untuk sementara waktu. Tujuannya, agar para siswa ini dapat mengikuti ujian nasional tersebut.

Juru bicara UNRWA Chris Gunness menilai, anak-anak ini memiliki ketahanan yang luar biasa. "Mereka sudah dikepung selama satu tahun. Tapi ajaib, kami telah berhasil menjaga pendidikan tetap berlangsung," ujar Gunness, seperti dilansir Huffington Post, Rabu (21/5/2014)

Gunness menyatakan, tidak hanya pendidikan, PBB memberikan anak-anak yang kebanyakan berusia 14 tahun itu fasilitas tempat tinggal, makanan, alat kebersihan, dan tunjangan uang tunai.

Bagi kebanyakan anak di Syiria, sekolah hanyalah mimpi. Tidak ada sekolah yang dikelola UNRWA beroperasi di Yarmuk akibat begitu volatilnya situasi keamanan di sana. Tetapi kebanyakan anak-anak ini berkumpul di masjid untuk belajar. Menurut Gunnes, PBB mengembangkan program belajar jarak jauh yang bisa digunakan anak-anak di Yarmuk yang memiliki akses terhadap listrik.

Pada tahun ajaran baru, PBB membagikan 26 ribu paket peralatan sekolah bagi anak-anak di Syiria. Paket ini berisi tas sekolah, pulpen dan buku. Menurut data terakhir dari badan humanitarian PBB, 16.392 pelajar di Syiria masih aktif di sekolah UNRWA. Selain itu, 24.107 anak-anak bersekolah di sekolah negeri yang juga dijalankan UNRWA.

Yarmuk dulunya adalah rumah bagi 150 ribu warga Palestina dan Syiria. Sekarang kota ini hanya menampung sekira 18 ribu warga sipil. Yarmuk menjadi pusat perhatian dunia karena isu kelaparan yang menimpa penduduknya.

Kamp ini sendiri telah menjadi situs pertempuran berat antara pemerintah dan kelompok oposisi. PBB telah diblokir dari upaya penyuplaian makanan ke kamp tersebut oleh pemerintah Syiria dan kelompok ekstrimis.

Tidak ada bantuan makanan yang masuk ke Yarmuk sejak 13 Mei ketika dua personel militer Syiria menembakkan senjata mereka ke daerah distribusi bantuan PBB. Menurut data PBB, hanya 25 persen orang di Yarmuk mendapatkan kebutuhan makanan minimal mereka.

“Mereka hanyalah orang biasa yang hanya menginginkan hidup layak dan pendidikan,”  tutur Gunnes.(rfa)

0 comments:

Post a Comment

Kritik & Saran Anda sangat Saya Butuhkan.. Silahkan berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Komentar tidak boleh mengandung unsur pornografi, atau link hidup. Terima kasih.