Mari membaca, mari menulis dengan jujur, mari kita menyebarkan ilmu pengetahuan.. LETS START >>>

Sunday, 6 October 2013

Cerbung: Aku dan Mereka saat di Kairo bag.18: Kembali ke al-Azhar

Keesokan harinya, kami semua bergegas untuk pulang kembali ke al-Azhar. Untuk orang-orang yang telah kami evakuasi, mereka menjadi tanggungan kepolisian internasional. Merekalah yang akan mencari dan menyatukan kembali ke masing-masing keluarganya yang telah berpisah atau hilang.

Senang rasanya, kembali menuju rumah.. menghirup lagi udara segar seperti dulu. Alhamdulillah, itulah yang Aku, Farhan, dan Jauhar katakan. Serta semua mahasiswa lainnya.

Kami berjalan kaki dari pusat kota Kairo kembali lagi menuju al-Azhar memakan waktu sekitar 30 menit. Dan lelah berjalan rasanya hilang setelah kami semua para rombongan tiba di taman gerbang pintu masuk al-Azhar. Kamipun melakukan sujud syukur lagi. Kami semua sangat bersyukur, universitas al-Azhar tidak terdapat kerusakan sama sekali, dan bahkan masih utuh tanpa hancur sedikitpun.
 
Kamipun masuk, dan mulai melangkah kembali masuk ke dalam universitas yang megah itu. Farhan pun tidak dapat menahan haru. Jauhar dan semua mahasiswa pun demikian. Aku seperti ingin menangis, tetapi tetap ku tahan, dan mencoba untuk tersenyum.

“Alhamdulillah, kita masih di beri kesempatan oleh Allah, melanjutkan studi kita di universitas al-Azhar ini.”Kata Farhan dengan sangat bahagia.

“Kamu benar sekali han, aku juga berpikir demikian.”Kataku. Jauhar pun sembari tersenyum.

Tetapi, hari itu juga merupakan hari yang sangat sedih bagi kami. Beberapa mahasiswa lainnya, tidak sedikit yang meninggal dalam konflik ini. yang meninggal mencapai 56 mahasiswa. Aku juga turut sedih, teman akrabku yang satu jurusan antariksa denganku, yaitu Habib, menginggal dunia dalam konflik ini. Aku sangat sedih sekali kehilangan sosok sahabat al-Azhar pertamaku. Tapi, Allah berkehendak lain. Mungkin, ini memang takdirnya, ia menjadi para syuhada dalam berjihad di jalan-Nya. Aku serasa ingin menumpahkan seluruh air mataku, karena tidak kuat. Tetapi, aku mencoba untuk menahan tangis, dengan mendo’akannya.

Jadi, hari itu juga kami menguburkan dan memakamkan jasad mereka di pemakaman dekat universitas. Dan karena hari itu adalah hari jum’at, kamipun melaksanakan shalat jum’at setelahnya. Ini merupakan momen yang paling aku tunggu, yaitu shalat jum’at berjama’ah lagi di al-Azhar seperti dulu.

Di dalam khotbah, Khotib yang merupakan kepala Universitas al-Azhar menceritakan tentang para syuhada-syuhada Allah yang berjihad di jalan-Nya dengan penuh keikhlasan. Beliau juga menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada mahasiswa al-Azhar yang turut berpartisipasi dalam upaya pengevakuasian korban konflik. Kami semua sangat menikmati khotbah tersebut, dan sangat khusyu’ kami mendengarkan beliau berceramah.

Semoga, setelahnya mesir menjadi negara yang lebih stabil dan lebih aman.
*****

0 comments:

Post a Comment

Kritik & Saran Anda sangat Saya Butuhkan.. Silahkan berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Komentar tidak boleh mengandung unsur pornografi, atau link hidup. Terima kasih.