Mari membaca, mari menulis dengan jujur, mari kita menyebarkan ilmu pengetahuan.. LETS START >>>

Monday, 16 September 2013

Cerbung: Aku dan Mereka saat di kairo bag.15: Selamat bersama Ashraf

Aku tetap bersembunyi di tempat itu, dengan keringat yang mengucur dari dahiku karena kekhawatiran dan ketakutanku. Orang itu mulai mendekat menuju tempat persembunyianku, dan aku semakin bertambah panik. Tiba-tiba, ada seseorang yang mengagetkanku dari belakang dengan menepuk pundakku sambil mencengkeram mulutku.

[Dalam bahasa Arab] “Sssttt… jangan teriak..” Akupun langsung di tarik oleh orang itu menuju lantai atas. Sesampainya di sana, aku langsung berterimakasih kepada orang yang menarikku tadi. Rupanya, ia adalah salah satu korban yang masih selamat dan bersembunyi di sini, dan ia berniat baik kepadaku dan ingin menolongku dari kejaran orang tadi.
[Dalam bahasa Arab] “Kamu mahasiswa al-Azhar kan??, tapi kamu bukan orang arab ataupun mesir. apakah itu benar??” Tanya remaja sebayaku itu dengan penasaran.

“Ya, kamu benar. Aku memang mahasiswa al-Azhar, tetapi bukan orang arab ataupun orang mesir. Aku hanya ingin menjadi relawan disini untuk menolong orang-orang yang tidak bersalah.”Jawabku kepada pemuda bernama Ashraf itu.

“Sebaiknya, kamu tidak usah repot-repot untuk membantu konflik internal negara kami. Ini hanya membahayakanmu dan menambah beban pikiranmu. Hanya orang mesir saja yang boleh turut ikut campur dalam konflik ini.”Kata Ashraf kepadaku.

“Maafkan aku.. aku hanya ingin bermaksud menolong orang-orang yang menjadi korban.. tanpa ikut campur..”Aku mencoba menjawab.

“Kamu tidak menyadarinya. Sesunggguhnya konflik ini nyata, dan jangan kamu anggap main-main. Kamu yang bukan warga mesir, jangan ikut-ikutan.. ini terlalu berbahaya buatmu dan masa depanmu. Lebih baik, kau pentingkan saja pendidikanmu dahulu.”Ashraf mencoba menasehatiku.

“terimakasih Ashraf, tapi..”Belum selesai aku  berbicara, tiba-tiba orang bersenjata yang aku lihat tadi kembali dan menuju rumah ini.

“Bagaimana ini, kita pasti di temukan olehnya.”Kataku kepada Ashraf.

“Jadi, kamu pikir aku tinggal disini tanpa memikirkannya?? mari, ikut aku.”Katanya dengan tegas. Ia segera mengajakku menuju lantai pintu kecil di lantai atas.

“Nah, pintu ini aku buat untuk berjaga-jaga, jika ada kejadian seperti sekarang ini. Ayo, kita harus cepat..”Ajaknya kepadaku.

“Tanpa menolak, aku langsung mengikuti ajakannya. Dan ternyata benar.., pintu kecil itu terhubung dengan lantai bawah. Jadi, saat orang bersenjata tadi memeriksa lantai bagian atas, kita bisa ke bawah lewat pintu kecil tanpa ketahuan. Kami berdua pun segera berlari sekuat tenaga.

“Aku bingung, setelah ini akan tinggal dimana. Aku sudah meninggalkan rumahku tadi..”Katanya dengan bersedih.

“Ikutlah denganku. Ini memang tugas dan kewajibanku untuk menolong para korban.”Kataku kepadanya.

“Tapi, kemana kau akan mengajakku??”Tanya Ashraf kepadaku.

“Kita akan menuju pos perkemahan di tempat aku dan teman-teman mahasiswa lainnya berjaga. Disana juga telah banyak korban yang dievakuasi.”Kataku kepadanya.

“Terimakasih ya Raga.. Maaf, tentang cara bicaraku tadi yang kurang sopan..”Katanya dengan menyesal.

“Kata-katamu itu sangat benar dan sopan. Aku mengerti apa yang kau bicarakan. Kau tidak ingin orang luar ikut campur dengan konflik negaramu kan?? Dan aku sangat tahu kau mengkhawatirkan itu. Tapi, aku harus melakukannya..”Kataku sambil tersenyum dengan semangat.

BERSAMBUNG

0 comments:

Post a Comment

Kritik & Saran Anda sangat Saya Butuhkan.. Silahkan berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Komentar tidak boleh mengandung unsur pornografi, atau link hidup. Terima kasih.